
Jatimhub- Dewan Syuro DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sidoarjo mengambil sikap tegas menyikapi pernyataan Bupati Subandi terkait Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Siwalanpanji yang ambruk pada Selasa (30/9). Pernyataan bupati yang seolah menyalahkan pihak Ponpes karena tidak memiliki IMB dinilai tidak etis, mengingat Ponpes tersebut telah berdiri ratusan tahun.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sekaligus Ketua DPC PKB Sidoarjo, H. Abdillah Nasih(Cak Nasih), mengungkapkan bahwa hasil komunikasi dengan para ulama yang tergabung dalam Dewan Syuro PKB memutuskan untuk menegur keras Bupati Subandi.
“Kami benar-benar kecewa dengan statemen tersebut,” ujar Cak Nasih pada Kamis (2/10) sore.
Di sisi lain, Cak Nasih membuktikan keseriusannya dalam memberikan atensi besar terhadap musibah yang menimpa puluhan santri Ponpes Al-Khoziny. Ia tidak hanya memantau perkembangan evakuasi korban yang masih terjebak di reruntuhan, tetapi juga memastikan semua korban yang dirawat di RSUD RT Notopuro Sidoarjo dan rumah sakit lain mendapatkan penanganan medis yang baik.
Pada Kamis (2/10) siang, di tengah kesibukannya, Cak Nasih didampingi Ketua Fraksi PKB Dhamroni Chudlori (Gus Dham) dan anggota lainnya (M. Abud Asyrofi, M. Rojik, Atok Ashari, dan Sutadji) membesuk para korban di RSUD Sidoarjo.
“Alhamdulillah, secara umum semua korban telah mendapat penanganan dengan baik di RSUD Sidoarjo. Tidak ada keluhan, justru mereka menunjukkan ketabahan dan semangat yang luar biasa,” tutur Cak Nasih.
Ia menyebut salah satu korban, Syailendra Haical (13), yang sempat terjebak tiga hari, kini sudah bisa berbicara lancar dan ingin segera kembali ke pondok untuk sekolah.
Cak Nasih dan rombongan juga membesuk Abdul Rozi yang terpaksa harus diamputasi kakinya.
“Ketabahan dan keihklasan mereka yang luar biasa. Demikian juga pihak keluarga korban, bahwa semua itu adalah musibah dan atas takdir-Nya,” imbuhnya.
Saat ini, terdapat 13 korban yang masih dirawat di RSUD Sidoarjo. Gus Dham menambahkan, selain pengobatan terbaik, trauma healing sangat penting untuk memulihkan luka batin dan dampak emosional.
“Itu juga akan kita komunikasikan dengan stakeholder, khususnya dengan dinas kesehatan. Dari PKB pun siap menerjunkan kadernya untuk terlibat dalam program trauma healing,” kata Gus Dham.
Terkait musibah ini, Cak Nasih menyetujui perlunya mitigasi ke depan untuk mencegah kejadian serupa. Ia mengusulkan pembentukan tim khusus untuk mengkaji bangunan Ponpes di Sidoarjo, memberikan pendampingan saat pembangunan, sekaligus mempermudah pengurusan IMB bagi Ponpes.
“Kita harus bisa membuktikan bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat,” tegasnya.
DPC PKB Sidoarjo terus melakukan langkah-langkah untuk membantu korban dan keluarganya, termasuk membuka posko dan kotak donasi. Sementara ini, kotak donasi internal PKB Sidoarjo telah mengumpulkan Rp 50 juta. Donasi ini telah diserahkan ke pihak Ponpes bersamaan dengan penyerahan donasi dari seluruh DPC PKB se-Jawa Timur sebesar Rp 750 juta oleh Gus Halim.
PKB juga telah berkomunikasi dengan Baznas Sidoarjo dan Dinas Sosial Sidoarjo agar korban diberikan santunan, bahkan Bea Siswa hingga perguruan tinggi, serta santunan bagi keluarga korban meninggal.