Jatimhub- Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Sergiy Kyslytsya, mendesak Eropa untuk “bersikap serius” menanggapi ancaman eksistensial dari Rusia, memperingatkan bahwa Presiden Vladimir Putin pasti akan “meningkatkan eskalasi” di benua tersebut.
Dalam wawancara eksklusif dengan The Guardian, Kyslytsya mantan duta besar Kyiv untuk PBB mengatakan Kremlin saat ini sudah berperang dengan Eropa. Ia menuduh serangan pesawat nirawak (drone) Rusia baru-baru ini di negara-negara Uni Eropa telah diperhitungkan untuk “melewati batas” dan mempermalukan Barat.
Kyslytsya mengklaim Rusia telah menyusup ke negara-negara Uni Eropa dengan “agen dan mata-mata” yang ia sebut sebagai konservy (kaleng). Agen-agen inilah, menurutnya, yang bertanggung jawab atas penerbangan drone di atas bandara seperti di München dan Kopenhagen, serta pangkalan militer sekutu.
Insiden-insiden yang melibatkan drone yang membatasi penerbangan di bandara München dan Kopenhagen telah menimbulkan kekhawatiran serius mengenai keterlibatan Rusia, meskipun Moskow telah membantah bertanggung jawab.
“Saya yakin Putin mendapatkan kepuasan emosional, bahkan fisik, karena mempermalukan Barat dengan menunjukkan apa yang ia anggap sebagai kekuatan supernya,” ujar Kyslytsya dikutip dari theguardian.
Kyslytsya memprediksi bahwa langkah Rusia selanjutnya sangat bergantung pada respons kolektif Eropa dan pemerintahan Trump. Tanpa respons transatlantik yang tegas, Putin akan “meningkatkan eskalasi” dengan lebih banyak tindakan yang dirancang untuk mengganggu dan melumpuhkan benua itu.
Ia menilai banyak politisi dan profesional di Eropa Barat masih terpaku pada pola pikir lama, menganggap perang hanya berarti pergerakan tank dan pasukan darat.
“Di abad ke-21, kita tidak perlu tank untuk melumpuhkan negara-negara berteknologi maju. Perang siber adalah kenyataan,” katanya, menambahkan bahwa penggunaan drone secara cerdas bisa mencapai tujuan lebih baik daripada bom nuklir.
Mengenai hubungan dengan Washington, Kyslytsya menyebut sikap Gedung Putih terhadap perang tersebut “berubah”, ditandai dengan pemahaman yang lebih mendalam bahwa Putin adalah hambatan utama bagi perdamaian.
Ia menyoroti bahwa Amerika Serikat baru-baru ini setuju untuk berbagi informasi intelijen untuk membantu Kyiv mengoordinasikan serangan drone jarak jauh yang semakin berhasil terhadap produksi minyak di wilayah Rusia.
Kyslytsya menyimpulkan bahwa perang mulai menguntungkan Ukraina, didorong oleh perubahan positif di Washington, diskusi yang “lebih serius” di Eropa, dan kegagalan Rusia mencapai terobosan militer besar dalam serangan musim panasnya, meskipun pasukan Rusia terus maju secara perlahan di beberapa bagian medan perang.